Rabu, 23 Desember 2009

SEBAB MEKARMU HANYA SEKALI

[1]
Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!

[2]
Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah kamu!

[3]
Ilalang yang terhampar
Desau angin dan dengung kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu tersia-sia

[4]
Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang menanti

[5]
Cahaya cinta yang diberkati
Dibalut karunia dan ridha Ilahi
Inilah hari yang dinanti
Ketika madu suci temukan kumbang sejati
Menjaga dan memiliki wangimu dengan namaNya

Sebab Mekarmu Hanya Sekali
Penulis :
Haikal Hira Habibillah
www.alsofwah.or.id
http://gunz-oi.blogspot.com/

Selasa, 22 Desember 2009

PUISI TERAKHIR RENDRA

'TUHAN, AKU CINTA PADAMU..'
Novi Christiastuti Adiputri - detikNews Jumat, 07/08/2009 09:31 WIB


Jakarta - WS Rendra tetap berkarya meski dirawat di rumah sakit karena sakit jantung koroner. Puisi terakhir Rendra menghadirkan nuansa religius yang dalam, yang mengisyaratkan kecintaan pada Sang Pencipta.
"Tuhan, aku cinta padamu..." demikian penggalan puisi yang tak diberi judul itu. Puisi terakhir ini ditulis Rendra pada 31 Juli di RS Mitra Keluarga.Teks puisi bertulis tangan itu diperlihatkan di rumah duka di Bengkel Teater, Citayam, Depok, Jumat (7/8/2009). Berikut teks puisi tersebut

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi

Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta padamu

Rendra
31 July 2009
Mitra Keluarga (nvc/nrl)

PESAN RENDRA: PEJUANG HARUS MAU SUSAH
Mega Putra Ratya – detikNews, Jumat, 07/08/2009 10:39 WIB


Jakarta - Selain seniman dan budayawan, WS Rendra juga dikenal sebagai aktivis yang gemar demonstrasi. Hingga tahun 90-an, pria yang dijuluki Si Burung Merak itu masih sering turun ke jalan.
"Dulu dia selalu bilang, kalau jadi pejuang harus mau susah. Itulah pesannya," kata Adnan Buyung Nasution saat melayat sahabatnya itu di Bengkel Teater Rendra, Citayam, Depok, Jawa Barat, Jumat (7/8/2009).
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu terlihat sangat sedih dengan kepergian Rendra. Saat tiba di tempat Rendra disemayamkan, mantan pengacara senior itu sudah tampak berkaca-kaca.
Buyung juga terlihat terbata-bata saat mengucapkan kata-kata bela sungkawa. Sesekali, air mata menitik di pipinya. "Saya sempat menengok waktu Rendra sakit, kita harus mendoakan agar diterima dan diampuni dosanya," kata Buyung mengakhiri kata-katanya.

(ken/ndr)

Obituari
HIDUP BUKANLAH UNTUK MENGELUH DAN MENGADUH
Kompas, Jumat, 7 Agustus 2009 | 05:29 WIB

KOMPAS.com — ... Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh/Hidup adalah untuk mengolah hidup/bekerja membalik tanah/memasuki rahasia langit dan samudra/serta mencipta dan mengukir dunia/Kita menyandang tugas/kerna tugas adalah tugas/Bukannya demi surga atau neraka/Tetapi demi kehormatan seorang manusia//Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu/meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu/Kita dalah kepribadian/dan harga kita adalah kehormatan kita/Tolehlah lagi ke belakang/ke masa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya....
Dalam percakapan lewat telepon, 4 Agustus lalu, Ken Zuraida, istri budayawan WS Rendra, mengabarkan, ”Mas Willy pulang pukul lima hari ini,” dengan nada riang. Saat itu, Rendra sudah hampir sebulan dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta. Penyair berjuluk ”Si Burung Merak” itu, ujar Ken, tidak akan pulang langsung ke Bengkel Teater Rendra di Cipayung, tetapi menuju rumah Clara Shinta di Depok. ”Mas Willy masih harus kontrol. Nanti ada perawat yang menemani,” kata Ken.
Kami benar-benar tak bisa menangkap isyarat nasib. Kamis (6/8) pukul 22.00, Rendra benar-benar pulang untuk selamanya di RS Mitra Keluarga. Tentu ia pergi dengan kepak sayap burung meraknya yang ”jantan” dan perkasa.
Sebagaimana puisi yang berjudul ”Sajak Seorang Tua untuk Istrinya” yang ditulis Rendra tahun 1970-an, hidup bukan untuk mengeluh dan mengaduh dan bukan pula demi surga atau neraka, tetapi demi kehormatan seorang manusia. Meski ia telah tua dan reyot pada usia 74 tahun, ia menyeru harga kita adalah kehormatan kita.
Rendra, bagi kita, bukan sekadar penyair dan dramawan, ia tegar sebagai manusia dan berani menantang zamannya. Dramawan dan novelis Putu Wijaya yang pernah bergabung dengan Bengkel Teater Rendra semasa di Yogyakarta mengatakan, Rendra guru yang memberikan ilmu, sahabat yang bisa diajak becanda, sekaligus musuh yang menjadi sparing partner. ”Murid yang baik adalah murid yang mampu naik ke atas kepala gurunya. Itu selalu kata Mas Willy,” ujar Putu Wijaya.
Putu adalah mantan murid Rendra yang kemudian mendirikan Teater Mandiri. Tentu ungkapan Rendra tidak bermaksud mengajarkan ketidaksopanan kepada seorang murid, tetapi alangkah indahnya jika prestasi murid jauh melebihi gurunya. Putu dengan Teater Mandiri barangkali telah menjadi prestasi lain dalam prestasi dunia perteateran di Tanah Air.
Penyair Sapardi Djoko Damono menuturkan, Rendra adalah ”tukang kata” yang telah menyihir dirinya memasuki dunia sunyi seorang penyair. ”Ia telah meyakinkan saya untuk bisa dihayati penyair tak boleh berlindung di balik bahasa yang ruwet, hanya dengan demikian kata bisa unggul dari bedil,” kata Sapardi.
Pernyataan itu menjelaskan kepada kita bahwa Rendra sesungguhnya bukan sekadar penyair atau dramawan. Ia memperjuangkan hakikat manusia ”bebas”, yang senantiasa berpikir mandiri, tanpa mau ditekan atau dipengaruhi oleh kekuasaan. Itulah yang bisa menjelaskan mengapa pada tahun 1975 sepulang dari bersekolah di American Academy of Dramatic Art, New York, Amerika Serikat, ia menggelar Perkemahan Kaum Urakan di Parangtritis, Yogyakarta.
Peristiwa itu selalu dikenang Rendra sebagai gerakan penyadaran kebudayaan. Ia selalu mengatakan, ”Posisi seorang budayawan yang ideal itu tidak berpihak pada apa pun atau siapa pun, akan tetapi pada kebenaran.”
Maka dari situ kita bisa memahami secara lebih utuh mengapa Rendra menulis sajak-sajak yang dicap sebagai sajak pamflet, yang tidak jarang membawanya berurusan dengan penguasa. Bisa pula dimengerti mengapa ia selalu menuliskan dan mementaskan drama-dramanya yang sarat akan kritik terhadap kesewenang-wenangan penguasa.
Tentu tak seorang lupa akan pementasan drama Panembahan Reso pada pertengahan tahun 1980-an, yang tidak saja berdurasi lebih dari tujuh jam, tetapi juga mengkritik dengan cara menyindir kekuasaan yang absolut pada saat itu.
Kini ”Si Burung Merak” boleh pergi, boleh berkubang tanah, tetapi segala hal yang pernah dia kerjakan tidak akan mudah dilumerkan oleh zaman. Rendra tetap ada dalam catatan hari-hari kita menjalani hidup sebagai manusia Indonesia...(CAN/THY/IAM)

dikutip dari :
http://pks-jogja.org/detail.php?ID=1363&cat=Artikel

Selasa, 01 September 2009

AKU BIMBANG

Aku bimbang ..sangat bimbang ..
Bagaimanakah kalau besok..aku mati mendadak?
Sembahyangku masih banyak..yang belum terqada'
Ingin membayar puasa yang tertinggal..masih belum aku
bertindak
Hutangku masih berlambak-lambak.
Finance kereta-ku belum lagi lunas tertunai
Hutang bank rumah-ku masih belum selesai
Kewajipanku masih banyak yang terbengkalai.
Aku bimbang..sangat bimbang..
Apakah aku akan diberi VIP Welcome di alam barzakh
oleh Munkar dan Nankir dengan senyuman bermanis wajah
Atau ................. apakah aku akan dibelasah
oleh samseng-samseng alam barzakh ?
Apakah aku dapat menahan sakit
Bila ular kubur datang menggigit
Kerana sembahyangku yang amat sedikit.
Aku bimbang..sangat bimbang..
Maghrib masuk..ayah ke surau menyembah Allah
Aku depan tv menonton JUWITAKU JAMILAH,
Ayah bertasbih, bertahmid..berzikir memuji Tuhan
Aku terjerit2..marahkan watak si FAKURRAZI.
Ayah menggunakan masa mencari redhaan Tuhan
Tapi aku masih berpoya-poya seperti syaitan.
Kalaulah besok subuh Izrail datang bertandang
Bagaimanakah nasibku..setelah dunia aku tinggalkan?
Aku bimbang..very bimbang..imanku masih ter-ombang2
Ketika aku di dalam kubur..adakah orang yang akan
mendoakan ?
akan menyedekahkan bacaan Yasin dan surah2
Al-Qur'an
Buat meredakan siksa kubur yang datang tanpa kasihan
Nasibku di bawah tanah..adakah siapa yang akan
mengenangkan ?
Hilang aku dari pandangan..hilanglah aku dalam
kenangan.
Jadi..kenapa aku kurang berusaha menyiapkan bekalan
Supaya di kubur nanti aku diberi VIP Welcome.
Aku bimbang..sangat bimbang..amal ibadahku sangat
berkurang !
taubatlah engkau dari sekarang
Tinggalkanlah padang bola..dan pergi ke mesjid seperti
orang
Qada'lah sembahyangmu yang tertinggal, bayarlah
puasamu
Berhentilah menjadi sahabat syaitan
Agar hidupmu mendapat keredhaan
Sebelum engkau wajib kembali kepada Tuhan.

Minggu, 30 Agustus 2009

Ada Yang Memperhatikan Kita

Seluruh penumpang di dalam bus merasa simpati melihat seorang wanita muda dengan tongkatnya meraba-raba menaiki tangga bus, dengan tangannya yang lain dia meraba posisi di mana sopir berada, dan membayar ongkos bus. Lalu berjalan ke dalam bus mencari-cari bangku yang kosong dengan tangannya. Setelah yakin bangku yang dirabanya kosong, dia duduk. Meletakkan tasnya di atas pangkuan, dan satu tangannya masih memegang tongkat.

Satu tahun sudah, Yasmin, wanita muda itu, mengalami buta. Suatu kecelakaan telah berlaku atasnya, dan menghilangkan penglihatannya untuk selama-lamanya. Dunia tiba-tiba saja menjadi gelap dan segala harapan dan cita-cita menjadi sirna. Dia adalah wanita yang penuh dengan ambisi menaklukan dunia, aktif di segala perkumpulan, baik di sekolah, rumah maupun di linkungannya.

Tiba-tiba saja semuanya sirna, begitu kecelakaan itu dialaminya. Kegelapan, frustrasi, dan rendah diri tiba-tiba saja menyelimuti jiwanya. Hilang sudah masa depan yang selama ini dicita-citakan. Merasa tak berguna dan tak ada seorangpun yang sanggup menolongnya selalu membisiki hatinya. "Bagaimana ini bisa terjadi padaku?" dia menangis. Hatinya protes, diliputi kemarahan dan putus asa. Tapi, tak peduli sebanyak apa pun dia mengeluh dan menangis, sebanyak apa pun dia protes, sebanyak apapun dia berdo'a dan memohon, dia harus tahu, penglihatannya tak akan kembali.

Di antara frustrasi, depresi dan putus asa, dia masih beruntung, karena mempunyai suami yang begitu penyayang dan setia, Burhan. Burhan adalah seorang prajurit TNI biasa yang bekerja sebagai security di sebuah perusahaan. Dia mencintai Yasmin dengan seluruh hatinya. Ketika mengetahui Yasmin kehilangan penglihatan, rasa cintanya tidak berkurang. Justru perhatiannya makin bertambah, ketika dilihatnya Yasmin tenggelam ke dalam jurang keputus-asaan. Burhan ingin menolong mengembalikan rasa percaya diri Yasmin, seperti ketika Yasmin belum menjadi buta. Burhan tahu, ini adalah perjuangan yang tidak gampang. Butuh extra waktu dan kesabaran yang tidak sedikit.

Karena buta, Yasmin tidak bisa terus bekerja di perusahaannya. Dia berhenti dengan terhormat. Burhan mendorongnya supaya belajar huruf Braile. dengan harapan, suatu saat bisa berguna untuk masa depan. Tapi bagaimana Yasmin bisa belajar? Sedangkan untuk pergi ke mana-mana saja selalu diantar Burhan? Dunia ini begitu gelap. Tak ada kesempatan sedikitpun untuk bisa melihat jalan.

Dulu, sebelum menjadi buta, dia memang biasa naik bus ke tempat kerja dan ke mana saja sendirian. Tapi kini, ketika buta, apa sanggup dia naik bus sendirian? Berjalan sendirian? Pulang-pergi sendirian? Siapa yang akan melindunginya ketika sendirian? Begitulah yang berkecamuk di dalam hati Yasmin yang putus asa.

Tapi Burhan membimbing jiwa Yasmin yang sedang frustasi dengan sabar. Dia merelakan dirinya untuk mengantar Yasmin ke sekolah, di mana Yasmin musti belajar huruf Braile. dengan sabar Burhan menuntun Yasmin menaiki bus kota menuju sekolah yang dituju. dengan susah payah dan tertatih-tatih Yasmin melangkah bersama tongkatnya. Sementara Burhan berada di sampingnya. Selesai mengantar Yasmin dia menuju tempat dinas. Begitulah, selama berhari-hari dan berminggu-minggu Burhan mengantar dan menjemput Yasmin. Lengkap dengan seragam dinas security.

Tapi lama-kelamaan Burhan sadar, tak mungkin selamanya Yasmin harus diantar; pulang dan pergi. Bagaimanapun juga Yasmin harus bisa mandiri, tak mungkin selamanya mengandalkan dirinya. Sebab dia juga punya pekerjaan yang harus dijalaninya. dengan hati-hati dia mengutarakan maksudnya, supaya Yasmin tak tersinggung dan merasa dibuang. Sebab Yasmin, bagaimanapun juga masih terpukul dengan musibah yang dialaminya. Seperti yang diramalkan Burhan, Yasmin histeris mendengar itu. Dia merasa dirinya kini benar-benar telah tercampakkan. "Saya buta, tak bisa melihat!" teriak Yasmin. "Bagaimana saya bisa tahu saya ada di mana? Kamu telah benar-benar meninggalkan saya."

Burhan hancur hatinya mendengar itu. Tapi dia sadar apa yang musti dilakukan. Mau tak mau Yasmin musti terima. Musti mau menjadi wanita yang mandiri. Burhan tak melepas begitu saja Yasmin. Setiap pagi, dia mengantar Yasmin menuju halte bus. Dan setelah dua minggu, Yasmin akhirnya bisa berangkat sendiri ke halte. Berjalan dengan tongkatnya. Burhan menasehatinya agar mengandalkan indera pendengarannya, di manapun dia berada. Setelah dirasanya yakin bahwa Yasmin bisa pergi sendiri, dengan tenang Burhan pergi ke tempat dinas.

Sementara Yasmin merasa bersyukur bahwa selama ini dia mempunyai suami yang begitu setia dan sabar membimbingnya. Memang tak mungkin bagi Burhan untuk terus selalu menemani setiap saat ke manapun dia pergi. Tak mungkin juga selalu diantar ke tempatnya belajar, sebab Burhan juga punya pekerjaan yang harus dilakoni.

Dan dia adalah wanita yang dulu, sebelum buta, tak pernah menyerah pada tantangan dan wanita yang tak bisa diam saja. Kini dia harus menjadi Yasmin yang dulu, yang tegar dan menyukai tantangan dan suka bekerja dan belajar.

Hari-hari pun berlalu. Dan sudah beberapa minggu Yasmin menjalani rutinitasnya belajar, dengan mengendarai bus kota sendirian. Suatu hari, ketika dia hendak turun dari bus, sopir bus berkata, "saya sungguh iri padamu". Yasmin tidak yakin, kalau sopir itu bicara padanya. "Anda bicara pada saya?"

"Ya", jawab sopir bus. "Saya benar-benar iri padamu". Yasmin kebingungan, heran dan tak habis berpikir, bagaimana bisa di dunia ini, seorang buta, wanita buta, yang berjalan terseok-seok dengan tongkatnya hanya sekedar mencari keberanian mengisi sisa hidupnya, membuat orang lain merasa iri?

"Apa maksud anda?" Yasmin bertanya penuh keheranan pada sopir itu.

"Kamu tahu," jawab sopir bus, "Setiap pagi, sejak beberapa minggu ini, seorang lelaki muda dengan seragam militer selalu berdiri di sebrang jalan. Dia memperhatikanmu dengan harap-harap cemas ketika kamu menuruni tangga bus. Dan ketika kamu menyebrang jalan, dia perhatikan langkahmu dan bibirnya tersenyum puas begitu kamu telah melewati jalan itu. Begitu kamu masuk gedung sekolahmu, dia meniupkan ciumannya padamu, memberimu salut, dan pergi dari situ. Kamu sungguh wanita beruntung, ada yang memperhatikan dan melindungimu".

Air mata bahagia mengalir di pipi Yasmin. Walaupun dia tidak melihat orang tersebut, dia yakin dan merasakan kehadiran Burhan di sana. Dia merasa begitu beruntung, sangat beruntung, bahwa Burhan telah memberinya sesuatu yang lebih berharga dari penglihatan. Sebuah pemberian yang tak perlu untuk dilihat; kasih sayang yang membawa cahaya, ketika dia berada dalam kegelapan.

Kita ibarat orang buta
yang diperintahkan bekerja dan berusaha
Kita adalah orang buta
yang diberi semangat untuk terus hidup dan bekerja
Kita tak bisa melihat Tuhan dan malaikat
Tapi Dia terus membimbing
Dia memompa semangat kita
Cemas dan khawatir dengan langkah kita
Dan tersenyum puas
Melihat kita berhasil melewati ujian-NYA

anika_tc@plasa.com
Publikasi: 28/04/2004

Khalid Bin Walid

"ORANG seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya kedalam golongan pemimpin" demikian keterangan Nabi ketika berbicara tentang Khalid sebelum calon pahlawan ini masuk Islam.

Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju ke depan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "Oh, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".

Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani di mata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.

Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.

Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam.

Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Bani Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit.

Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzum lah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.

Latihan Pertama

Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Thaif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.

Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.

Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.

Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang di mata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.

Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran.

Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.

Menentang Islam

Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam.

Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.

Peristiwa Uhud

Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng di muka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.

Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.

Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Di bukit Uhud masih ada suatu tanah genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.

Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahan-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam.

Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.

Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.

Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.

Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.

Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam di pusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.

Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.

Hanya pahlawan Khalid lah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.

Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya di atas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid di medan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.

Alsofwah.or.id

SEKILAS TENTANG AL-IMAM AL-BUKHARI

Beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah AlBukhari Al-Ju'fiy z. Dilahirkan di Bukhara pada hari Jum'at atau malamnya tanggal 13 Syawwal 194 H, dan tumbuh disana sebagai anak yatim. Beliau hafal Al-Qur'an dan banyak tsaqafah Arab dengan baik serta faham ma'na lafazh-lafazhnya. Dalam usianya 9 tahun sudah mulai mencari hadits, hingga pada akhirnya beliau hafal puluhan ribu hadits.
Tahun 210 H baliau bersama ibu dan saudaranya pergi ke Makkah untuk thalabul ilmi dan menunaikan ibadah haji. Ibu dan saudarannya pulang kembali, namun beliau tetap tinggal di sana untuk memperdalam pengetahuan tentang hadits.
Beliau dikenal sebagai seorang yang ulet, berkemauan kuat, lurus dalam ucapan, selalu jujur dan banyak takutnya kepada Allah k. Disebutkan bahwa beliau dalam menetapkan suatu hadits terlebih dahulu berwudlu, kemudian shalat dua rakaat, mohon petunjuk dan minta diilhami kebenaran, memohon ampunan dan beristighatsah kepada Allah agar memberikan bimbinganNya.
Karangan beliau yang sangat terkenal yaitu "Al-Jami' Ash Shahih" yang kita kenal dengan "Shahih Bukhari", beliau susun dalam waktu 16 tahun. Di dalamnya berisikan 9 ribu hadits yang merupakan pilihan dan seleksi dari ± 600 ribu hadits. Telah sepakat para ulama bahwa kitab ini merupakan kitab hadits yang paling shahih.
Beliaupun mendapat fitnah ujian tentang keberadaan Al-Qur'an sebagai mahkluk yang madzhab (faham) ini juga di dukung oleh penguasa pada saat itu. Akan tetapi beliau tetap kukuh dalam keimanannya dan tidak ada rasa takut sama sekali. Beliau fatwakan bahwa Al-Qur'an itu bukanlah makhluk karena keberadaan Al-Qur'an merupakan dalil dari salah satu sifat Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Terdahulu, sehingga akhirnya beliau diusir dari Bukhara. Pada tahun 256 H beliau wafat di sebuah desa dekat Samarkand.
Pujian Para Imam kepada beliau :
1.Al-Hafidz Ibnu Huzaimah berkata : "Tak ada orang di bawah langit ini yang lebih tahu tentang hadits melebihi Al-Bukhari"
2.Imam Ahmad bin Hambal berkata : "Bumii Khurasan (nama daerah tempat Imam Bukhari) tidak melahirkan orang yang semisal Muhammad bin Ismail (nama asli Imam Bukhari).
3.Al-Ahzam berkata "Aku lihat Muslim bin Hajjaj (Imam Muslim) ada di depan Al-Bukhari dan bertanya kepada beliau layaknya seorang murid kepada gurunya.
4.Berkata Abu Amr Al-Khaffaf : "Telah bercerita kapadaku seorang yang bersih, taqwa, 'alim yang aku belum pernah melihat yang semisalnya yaitu Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. Dia lebih tahu tentang hadits dari pada Ishaq, Ahmad dan selain keduanya sebanyak 20 derajat. Wallahu a'lam.
Dikutip dari kitab At-Targhib wat Tarhib Oleh Al-Imam Al-Ashbahani juz 1 hal 23-24

Yang Berharga Yang Terlupa

Detik demi detik dari masa yang berlalu
akan terus berganti waktu
Kisah demi kisah yang telah pergi
akan tetap hilang dan tak kan kembali

Matahari yang ada di siang ini
esok kan berbeda tak terulang lagi
Rembulan yang ada di malam hari
esok pun kan berganti

Saat ada akan terlupa
ketika berlalu datanglah rindu

Tiada sadar jiwa-jiwa yang alpa
tentang nilai dan harga
ketika segalanya hadir di depan mata

Tersadarlah jiwa-jiwa yang merugi
dengan penyesalan diri
ketika segalanya hilang pergi

Nilai dan harga yang terlupa
harus ditebus saat telah sirna
dengan penyesalan dan harapan sia-sia
bilakah kembali terulang di depan mata

Sabtu, 29 Agustus 2009

Amanah Seorang Sahabat

Diceritakan bahawa ada dua orang lelaki dari kalangan sahabat Rasulullah s.w.a. berteman baik saling ziarah menziarahi antara satu dengan lainnya. Mereka adalah Sha'b bin Jastamah dan Auf bin Malik. "Wahai saudaraku, siapa di antara kita yang pergi (meninggal dunia) terlebih dahulu, hendaknya saling kunjung mengunjungi." kata Sha'b kepada Auf di suatu hari. "Betul begitu?" tanya Auf. "Betul." jawab Sha'b.

Ditakdirkan Allah, Sha'b meninggal dunia terlebih dahulu. Pada suatu malam Auf bermimpi melihat Sha'b datang mengunjunginya. "Engkau wahai saudaraku?" tanya Auf. "Benar." jawab Sha'b. "Bagaimana keadaan dirimu?" "Aku mendapatkan keampunan setelah mendapat musibah."

Apabila Auf melihat pada leher Sha'b, dia melihat ada tanda hitam di situ. "Apa gerangan tanda hitam di lehermu itu?" tanya Auf. "Ini adalah akibat sepuluh dinar yang aku pinjam dari seseorang Yahudi, maka tolong jelaskan hutang tersebut. Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa tidak satupun kejadian yang terjadi di dalam keluargaku, semua terjadi pula setelah kematianku. Bahkan terhadap kucing yang matipun dipertanggungjawabkan juga. Ingatlah wahai saudaraku, bahwa anak perempuanku yang mati enam hari yang lalu, perlu engkau beri pelajaran yang baik dan pengertian baginya."

Perbincangan di antara kedua-dua lelaki yang bersahabat itu terhenti kerana Auf terjaga dari tidurnya. Dia menyadari bahwa semua yang dimimpikannya itu merupakan pelajaran dan peringatan baginya.

Pada sebelah paginya dia segera pergi ke rumah keluarga Sha'b. "Selamat datang wahai Auf. Kami sangat gembira dengan kedatanganmu." kata keluarga Sha'b. "Beginilah semestinya kita bersaudara. Mengapa anda datang setelah Sha'b tidak ada di dunia?"

Auf menerangkan maksud kedatangannya yaitu untuk memberitahukan semua mimpinya malam tadi. Keluarga Sha'b faham akan semuanya dan percaya bahwa mimpinya itu benar. Mereka pun mengumpulkan sepuluh dinar dari wang simpanan Sha'b sendiri lalu diberikan kepada Auf agar dibayarkan kepada si Yahudi.

Auf segera pergi ke rumah si Yahudi untuk menjelaskan hutang Sha'b. "Adakah Sha'b mempunyai tanggungan sesuatu kepadamu?" tanya Auf. "Rahmat Allah ke atas Sha'b Sahabat Rasulullah S.A.W. Benar, aku telah memberinya pinjaman sebanyak sepuluh dinar." jawab si Yahudi. Setelah Auf menyerahkan sepuluh dinar, si Yahudi berkata: "Demi Allah dinar ini serupa benar dengan dinarku yang dipinjamnya dulu."

Dengan demikian, Auf telah melaksanakan amanah dan pesan saudara seagamanya yang telah meninggal dunia.

sumber : kisah-kisah islam.help by heksa

Ahli Surga

Imam Ahmad meriwayatkan dari Muhammad bin Qais bin Ubadah, dia berkata, "Aku sedang berada di masjid. Tiba-tiba datanglah seorang yang di wajahnya ada tanda kekusyukan. Dia shalat dua rakaat secara singkat. Orang-orang berkata, 'Orang ini ahli surga.'

Setelah dia keluar, maka saya mengikutinya sampai di rumahnya, lalu aku ikut masuk kerumahnya. Kami bercakap-cakap, dan setelah akrab aku bertanya, 'Ketika engkau masuk mesjid, orang-orang mengatakan bahwa engkau ahli surga.' Dia menanggapi, 'Mahasuci Allah. Tidak selayaknya seseorang mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.'

Saya akan bercerita kepadamu mengapa saya demikian. Sesungguhnya aku bermimpi seolah-olah aku berada di taman nan hijau. Ibnu Aun berkata: "Orang itu menceritakan kehijauan dan keluasan taman.'Di tengah-tengah taman ada tiang besi. Bagian bawahnya menancap ke bumi dan bagian atasnya menjulang ke langit. Pada bagian tengahnya ada tali. Tiba-tiba dikatakan kepadaku, 'Naiklah!'
Maka aku menjawab, 'Aku tidak bisa.'
Kemudian datanglah pelayan.

Ibnu Aun berkata, "Pelayan itu seorang pemuda. Pelayan menyingsingkan bajuku dari belakang seraya berkata, 'Naiklah!' Maka akupun naik hingga berhasil memegang tali.

Dia berkata, 'Peganglah tali itu.' Maka aku terbangun dan tali itu benar-benar ada ditanganku. Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan menceritakan kejadian itu kepada beliau. Maka beliau bersabda, 'Taman itu melambangkan taman Islam, tiang itu melambangkan tiang Islam, dan tali itu adalah tali yang kokoh. Kamu akan senantiasa memeluk Islam hingga mati.'

Hadist ini dikemukakan dalam shahihain. Orang itu adalah Abdullah bin Salam r.a.

sumber : kisah-kisah islam.help by heksa

DO'A

Dalam do'a
Seribu harap terus kuucap
Seribu pinta kurangkai kata

Dalam do'a
Kupasrah bukan menyerah
Kutinggal bersama tawakkal

Kuserahkan yang terjadi pasti
Setiap kehendak dari Ilahi
Dalam do'a

Kutumpahkan segala hina diri
Demi kasih murni sejati
Dalam do'a

DARI DALAM DIRIMU

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
lukislah sebuah senyuman di bibirmu
karena itu indah
bak mentari pagi yang memberikan keceriaan hari
laksana langit senja yang pamit menghdirkan ketenangan angkasa dengan bulan dan gemintang
bagi yang memandang

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
rangkailah kata bijak di setiap kalimatmu
karena itu indah
seperti nyanyian burung yang berterbangan di sela dahan
bagaikan kidung serangga pengisi taman malam
bagi yang mendengar

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
eratkanlah sesama di hatimu
karena itu indah
bak tali pemersatu
laksana titian penghubung
bagi sebuah ukhuwah

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
bacalah bentangan semesta raya
karena itu indah
ketika deru ombak berpadu dengan awan berarak
di saat alam bersatu dari kemajemukan raga
bagi yang berpikir

Dari dalam dirimu
bila kau mau dan mampu
satukanlah niat dan kata dalam nyata
karena itu indah
bila lisan sejalan hati
jika hati seiring perbuatan
bagi yang merasa

Jumat, 28 Agustus 2009

Bidadari Itu Perempuan Saleh

Prof. Dr. KH. Jalaluddin Rakhmat

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warna kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat(nanti) ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadiid: 20)
"Benarkah hadis yang mengatakan bahwa kebanyakan penghuni neraka itu perempuan ?" tanya seorang murid kepada Imam Ja'far. Fakih besar abad kedua hijrah itu tersenyum. "Tidakkah anda membaca ayat Al-Qur'an - Sesungguhnya Kami menciptakan mereka sebenar-benarnya ; Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta dan berusia sebaya (QS 56:36- 37)-.

Ayat ini berkenaan dengan para bidadari, yang Allah ciptakan dari perempuan yang saleh. Di surga lebih banyak bidadari daripada laki-laki mukmin." Secara tidak langsung, Imam Ja'far menunjukkan bahwa hadis itu tidak benar,bahwa kebanyakan penghuni surga justru perempuan.

Hadis yang 'mendiskreditkan' perempuan ternyata sudah masyhur sejak abad kedua hijrah. Tetapi sejak itu juga sudah ada ahli agama yang menolaknya. Dari Imam Ja'far inilah berkembang mazhab Ja'fari, yang menetapkan bahwa akikah harus sama baik buat laki-laki maupun perempuan. Pada mazhab-mazhab yang lain, untuk anak laki-laki disembelih dua ekor domba, untuk anak perempuan seekor saja. Mengingat sejarahnya, mazhab Ja'fari lebih tua, karena itu lebih dekat dengan masa Nabi daripada mazhab lainnya. Boleh jadi,hadis- hadis yang memojokkan perempuan itu baru muncul kemudian sebagai produk budaya yang sangat maskulin ?

Karena banyak ayat turun membela perempuan, pada zaman Nabi para sahabat memperlakukan istri mereka dengan sangat sopan. Mereka takut, kata Abdullah, wahyu turun mengecam mereka. Barulah setelah Nabi meninggal, mereka mulai bebas berbicara dengan istri mereka (Bukhari). Umar, ayah Abdullah, menceritakan bagaimana perempuan sangat bebas berbicara kepada suaminya pada zaman Nabi. Ketika Umar membentak karena istrinya membantahnya dengan perkataan yang keras istrinya berkata : Kenapa kamu terkejut karena aku membantahmu ?
Istri-istri Nabi pun sering membantah Nabi dan sebagian malah membiarkan Nabi marah sejak siang sampai malam. Ucapan itu mengejutkan Umar : Celakalah orang yang berbuat seperti itu. Ia segera menemui
Hafsah, salah seorang istri Nabi : Betulkah sebagian di antara kalian membuat Nabi marah sampai malam hari ? Betul, jawab Hafsah (Bukhari).

Menurut riwayat lain, sejak itu Umar diam setiap kali istrinya memarahinya. Aku membiarkannya, kata Umar, karena istriku memasak,
mencuci, mengurus anak-anak, padahal semua itu bukan kewajiban dia.
Anehnya, sekarang, di dunia Islam, pekerjaan itu dianggap kewajiban istri. Ketika umat Islam memasuki masyarakat industri, berlipat gandalah pekerjaan mereka. Berlipat juga beban dan derita mereka. Untuk menghibur mereka para mubalig ( juga mubalighat ) bercerita tentang pahala buat wanita saleh yang mengabdi (atau menderita) untuk suaminya

Sekiranya manusia boleh sujud kepada manusia lain, aku akan memerintahkan istri untuk sujud kepada suaminya (hadis 1).
Bila seorang perempuan menyakiti suaminya, Allah tidak akan menerima salatnya dan semua kebaikan amalnya sampai dia membuat suaminya senang (hadis 2).
Siapa yang sabar menanggung penderitaan karena perbuatan suaminya yang jelek, ia diberi pahala seperti pahala Asiyah binti Mazahim (hadis 3).

Setelah hadis-hadis ini, para khatib pun menambahkan cerita-cerita dramatis.Konon, Fathimah mendengar Rasul menyebut seorang perempuan yang pertama kali masuk surga. Ia ingin tahu apa yang membuatnya semulia itu. Ternyata, ia sangat menaati suaminya begitu rupa,
sehingga ia sediakan cambuk setiap kali ia berkhidmat kepada suaminya. Ia tawarkan tubuhnya untuk dicambuk kapan saja suaminya mengira servicenya kurang baik.

Cerita ini memang dibuat-buat saja. Tidak jelas asal-usulnya. Tetapihadis-hadis itu memang termaktub dalam kitab-kitab hadis. Hadis 1 diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud. Tetapi Bukhari (yang lebih tinggi
kedudukannya dari Abu Dawud) dan Ahmad meriwayatkan hadis sebagai berikut :
Ketika Aisyah ditanya apa yang dilakukan Rasulullah dirumahnya, ia berkata: "Nabi melayani keperluan istrinya menyapu rumah, menjahit baju, memperbaiki sandal, dan memerah susu." Anehnya, hadis ini jarang disebut oleh para mubalig.
Karena bertentangan dengan 'kepentingan laki-laki' ? Hadis-hadis lainnya ternyata dipotong pada bagian yang merugikan laki- laki.
Setelah hadis 2, Nabi berkata,"Begitu pula laki-laki menanggung dosa yang sama seperti itu bila ia menyakiti dan berbuat zalim kepada istrinya." Dan sebelum hadis 3, Nabi berkata, "Barang siapa yang bersabar (menanggung penderitaan) karena perbuatan istrinya yang buruk,
Allah akan memberikan untuk setiap kesabaran yang dilakukannya pahala seperti yang diberikan kepada Nabi Ayyub." Tetapi, begitulah, kelengkapan hadis ini jarang keluar dari khotbah mubalig ( yang umumnya
laki-laki ).

Maka sepeninggal Nabi, perempuan disuruh berkhidmat kepada laki-laki, sedangkan laki-laki tidak diajari berkhidmat kepada perempuan. Fikih yang semuanya dirumuskan laki-laki menempatkan perempuan pada posisi kedua.Beberapa gerakan Islam yang dipimpin laki-laki menampilkan ajaran Islam yang 'memanjakan' laki-laki.

Ketika sebagian perempuan muslimat menghujat fikih yang mapan, banyak laki-laki saleh itu berang. Mereka dituduh agen feminisme Barat, budak kaum kuffar. Mereka dianggap merusak sunnah Nabi. Nabi saw berkata, "Samakanlah ketika kamu memberi anak-anakmu. Bila ada kelebihan, berikan kelebihan itu kepada anak perempuan." Ketika ada sahabat yang mengeluh karena semua anaknya perempuan, Nabi berkata, "Jika ada yang
mempunyai anak perempuan saja, kemudian ia memeliharanya dengan sebaik-baiknya, anak perempuan itu akan menjadi pengahalang baginya dari api neraka (Muslim).
Pendeknya, dahulukan kaum perempuan, kata Nabi Muhammad saw dahulu. Pokoknya utamakan laki-laki, teriak kita sekarang.

Disalin tanpa ijin dari buku: Catatan Kang Jalal, Visi Meida, Politik Dan Pendidikan
Editor : Miftah F. Rakhmat
Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA BANDUNG,
Cetakan Kedua April

Bidadari Impian


Angkot kuning melesat dengan cepatnya dari tempat kos menuju kampus tercinta. Detak jantung semakin cepat tatkala makhluk kuning ini sudah memasuki area kampus. Penasaran bercampur gelisah menyelimuti ketika tampak dari kejauhan musholla fakultas yang buram karena catnya yang pudar. Cepat-cepat aku turun sembari meyodorkan uang Rp. 1500, harga yang biasa dari tempat kos. Buru-buru menuju musholla, suara nasyid melantun merdu sebagai sarana syiar dipagi hari. Dengan percaya diri aku lepaskan sepatu dan mamasuki ruang musholla, “ya…., belum datang juga” keluhku kecewa.

Pagi itu aku ada janji bertemu dengan ustadz. Feruq untuk membicarakan sesuatu yang sangat berarti dalam hidup. Harapan orang tua. Demi kelangsungan hidup kelak. Sembari menunggu kedatangan ustad. Faruq, aku langsung shalat Dhuha kebetulan wudhu belum batal. Ba’dah shalat aku berdo’a Tuhan…. Beri satu bidadari antukku, Bidadari bermata jeli, Bidadari yang dapat membahagiakanku

Tuhan….Turunkan bidadari dari syurgamu untukku, Sebelum bidadari dunia menambat hatiku, Sebelum bidadari dunia mengambil hatiku. Tuhan…. Do’aku penuh harap seusai shalat dhuhaku.

”Assallamu’alaikum… apa kabar ya akhi” sapa seseorang membuyarkan lamunanku seusai berdo’a penuh harap.

”Wa’alikummussallam…. Alhamdulillah ana bikhoiir… ” Jawabku. Suara itu rasanya tak asing bagiku. Ya…, suara ustadz Faruq. ”Gimana akhi, udah siap nikah” sambil tersenyum padaku ”Insya Allah ustadz” jawabku sambil malu-malu. Merah merona diwajahku yang putih berseri.

”Nih ambil dan tolong dibuka dan dibaca serta dipertimbangkan lagi,. kalau sudah, ntar hubungi ustadz ya…. ” kata ustadz Imam sambil menyodorkan amplop putih besar ke arahku.

“Ya ustadz ana akan segera menghubungi ustadz secepatnya” jawabku dengan semangatnya sembari mengambil amplop yang disodorkan itu. “Ana sekarang masih ada urusan jadi ga’ bisa lama-lama di sini, jangan lupa ya, ditunggu konfirmasinya, wassallamu’alaikum…,” salam ustadz menyalami tanganku dan berlalu dari hadapanku. Duh.. senangnya aku, akhwat seperi apa ya kira-kira yang akan menjadi calon istriku. Congkakku muncul. Aku menghayal-khayal sambari melantunkan nasyid “Adalah Engkau” dari Jasmine

Adalah engkau, dia yang ku rindu…Tuk menjadi bunga dihatikiu

Menjadi penyejuk kalbu deperjalananku…

Diperjalananku…

Tibalah waktu yang lelah kurindu

Tuk selalu bersama denganmu

Telah terbuka pintu itu

Akad pun terucap sudah

Dinda marilah melangkah…

Dinda….,

Temanilah aku

Disetiap detikku

Dengan doamu..

Bila terpisahkan waktu

tetaplah di sini didalam hatiku

ya rabbi izinkanlah kami

untuk terjaga selalu dijalan mu

dinda doamu laksana pelapas dahaga dilelahnya jiwa

lelelahnya jiwa…

“Assallamu’alaikum…” salam itu membuyarkan khayalanku yang nyeleneh. Dua saudara sehalaqahku mendekati dan menyalamiku. “Wa’alikum salam” “Akhi selamat ya, katanya mau nikah, amplopnya udah dikasih” “Udah…,” seruku sembari menunjukkan amplop ditangan yang terpegang kuat “Ana kira belum dikasihkan, kalau belum di sini ada bidadari akh” Darahku langsung berdesir mendengar kata bidadari. Kesannya indah. “Sini, ana tunjukkan orangnya. Ini akhwat luar biasa, anak kedokteran, prestasinya brilian, aktivis kampus, koordinator akhwat kampus, akhlaknya mengagumkan, ibadahnya tak diragukan. Dia pembina adik ana. Cocok banget sama antum!” kawanku menjelaskan panjang lebar, membuatku penasaran.

Lalu, telunjuknya mengarah ke sosok seorang akhwat. Tak lama, yang dibilang bidadari itu sudah terlihat jelas. “Masya Allah… itu yang dibilang bidadari? Mana ada bidadari hitam legam? Yang kubaca dalam Ibnu Katsir, bidadari itu cantik sekali, kulitnya putih transparan seperti putih telur. Eh, mana ada di dunia yang begitu ya.. paling ga, kuning langsatlah. Masa black begitu. Black sweet sih masih banyak yang mau, ini aku belum lihat sweetnya.” Dia menggerutu dalam hati. Tak berminat meneruskan percakapan. “Udah ana ke Net Centre dulu, bidadarinya buat antum aja” tuturnya sambil berlalu.

“Wah…, ga’ akh, itu mah ga selevelan ma ana” “ya udah, sama antum aja ga’selevelan apalagi ama ana” “Ga’ sekufu gitu lho…” seru kami berbarengan. Masa’ yang gitu buat ana. Hidung ana yang mancung, kulit yang putih, tubuh atletis, badan lumayan tinggi, rambut lurus walau agak ikal-ikal sedikit, dan yang pastiprestasi akademis lumayan memuaskan IPK diatas tiga koma lima. Rugilah dapat yang kayak gitu. Congkak kembali meninggi

Aku menuju Net Centre bukan tujuan mau browsing or catting. Tapi satu, baca dan buka amplop dari ustadz. Imam. Ya…, Cuma itu Dengan jantung yang berdetak kencang, keringat mulai mengalir, dan dengan tanganku yang gemetar aku membuka amplopnya dan membaca biodatanya. “Bismillahirrahmanirrahim…, akhwat luar biasa, kuliah di Fakultas Kedokteran Pendidikan Dokter Umum, usianya lebih mudah beberapa tahun dariku, anak bungsu, koordinator akhwat kampus, prestasinya luar biasa baik di luar maupun didalam kampus.”

“Subhanallah…, sepertinya cocok bagiku dan tentunya bunda dan ayahanda akan bangga jika aku mendapatkannya sebagai mantu mereka” harapku Dengan keringat bercucuran aku perlahan-lahan mengeluarkan sesuatu yang sangat menentukan bagiku. Foto akhwat itu, perlahan dan gemetaran aku mengeluarkannya. Bismillah…, Allahuakbar…, seketika itu daun serta bunga yang lagi berseri di hatiku layu dan rontok satu-persatu. Layu…, layu….., terbang dan hilang, menjadi buram…. Dan aku kembali mengeluh. Kenapa sich ustadz tega nyariin ana akhwat yang kayak gini. Ustadz tega amat ma ana. Kalau akhwat yang kayak gini, aku sich bisa nyari sendiri. Ga’usah pake’ngerepotin orang lain.

Ustadz…ustadz…, tega amat sich. Sombong dan congkaknya kembali muncul. Terbayang akhwat yang black ga’ ada sweetnya sedikitpun yang dia lihat bersama teman sehalaqahnya dimusholla Fakultas tadi pagi. Dikeluarkannya foto dirinya dari amplop itu. Foto yag luar biasa dengan hidung mancung,kulit putih, badan atletis, rambut yang lurus, dan lain-lain. Dengan senyum, dan lesung pipit terbaiknya, maklum foto studio gitu…

Dia keluar dari Net Centre dengan badan lunglai. Salahkah aku kalau mencari akwat yang cantik dan solehah ? gumamnya sambil berlalu.


Note :

dijalan dakwah Cuma hanya ada dua pilihan. Kita melebur bersama Dakwah dan dakwah melebur bersama kita. Ingat kita yang membutukan Dakwah bukan Dakwah yang membutuhkan kita. Tidak ada pilihan yang lain. Wallahu’alam bishawab


Gunz-Oi

Kutipan...

UNTUKMU CALON AKTIVIS MAHASISWA


Menjadi seorang aktivis bukanlah hal yang mudah. Tanggung jawab akan kemajuan dan kemunduran organisasi ada pada setiap pengurus. Dibutuhkan keikhlasan dan harus dapat mengorganisasi diri sendiri terlebih dahulu. Pentingnya dapat mengorganisasi dari sendiri adalah untuk menjaga diri agar tidak tergelincir pada segala bentuk kecurangan yang nantinya akan dijumpai pada masa – masa kepengurusan. Kegigihan tidak akan selamanya menemani diri, karna halangan, rintangan yang bersifat mengenyangkan dan melaparkan akan datang menggantikan semangat yang tadinya hadir menggebu – gebu.

Aktivis bias kaya?, yang bener?,
Siapa yang bilang jadi ativis itu bikin kaya?, siapa juga yang bilang kalau jadi aktivis itu bikin hidup jadi melarat?,
Jawabnya :
Seorang Aktivis Bias Kaya?,
Banyak factor yang akan mendukung seorang aktivis itu menjadi kaya (be-duit). Aktivis berhubungan dengan kegiatan, dana dan proposal. Menaikkan proposal kesana – kesini, cari donatur yang diharapkan dapat membantu terlaksananya kegiatan dan berhubugan dengan orang – orang penting. Dari semua itu sangat mendukung jika seorang aktivis mempunya niat untuk memperkaya diri. Masih kuliah banyak uang dari organisasi. Tapi ingat…. Organisasi bukan milik satu orang, ketika kau mengira melakukan kecurangan tidak akan ketahuan maka lakukanlah, akan tetapi jika kau yakin bahwa suatu kebusukan lambat laun akan tercium, maka hentikanlah sebelum kau tercicip, Maka jika tidak kau kan L E B U R dan H A N G U S dimata teman – temanmu secara mengenaskan dan kejujuran adalah modal dari segala – galanya.

Seorang Aktivis Bias Melarat?,
Siapa bilang seorang aktivis bias melarat, organisasi punya manajemen, begitu pula dengan masing – masing individu. Manajemen sangat diperlukan dalam suatu organisai, karna jika tidak maka organisasi akan hancur secara perlahan – lahan, seperti racun ular yang menjalar pada tubuh manusia. Individu juga perlu manajemen dengan tujuan untuk mengkoordinir kerja diri pada suatu keadaan. Ketika seorang aktivis berlaku lurus dan jujur dalam sebuah organisasi dan berkomitmen pada komitmen manajemen diri maka yakinlah aktivis tersebut tidak akan melarat.

EmasMu EmasKu Juga, Emas Kita Bersama…
Hampir pada setiap organisasi kali pertama merupakan waktu yang dapat dikatan waktu keemasan, hampir semuanya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, akan tetapi semua yang tadinya dikatakan sebagai waktu keemasan tidak dapat dipertahankan, sayang seribu sayang.

Ketika Kau Lalai Emas Itu Tercuri…
Tidak dapat dipertahankan, semua pun menjadi bodoh dan konyol. Kau lupa akan tujuanmu, kau lupa akan kalimat – kalimat saktimu dulu, kalimat yang kau gunakan untuk mengangkat dirimu, sayang seribu sayang. Kemana semangatmu kawan?, jangan biarakan engkau menjadi ancaman bagi dirimu sendiri.
Apa yang membuat kau lupa akan kata – kata saktimu itu?, Kenapa kau lupakan rekan – rekan mahasiswamu?, rekan – rekan yang telah membuat engkau dikagumi dan rekan – rekan yang telah membuat dirinya dan dirimu bangga akan kemenanganmu, kenapa kau lupakan mereka?, Mana peranmu ketika mahasiswa kebingungan naiknya biaya kuliah?, Dan entah keluhan apa lagi yang akan mereka lontarkan pada dirimu…

HIDUP MAHASISWA

Gunz_Oi

SENI JALANAN

"Jalanan adalah karya seni instalasi yang sempurna. Ia lurus, berhiaskan lampu dan bunga, menikung, menanjak, dan kadang-kadang buntu. Ia mengarahkan, meloloskan, menjebak, dan menyesatkan."

"Jalan tempat berparade, pamer kejayaan, juga tempat menggelandang. Jalanan tempat lari dari kenyataan, tempat mencari nafkah.”

“Orang hilir mudik di jalan, mereka bergerak indah, melamun, riang, dan berduyun-duyun, siapa mereka? Ke manakah mereka?"

"Jalanan seperti panggung dengan kemungkinan konfigurasi dekorasi yang amat luas. Semua kemungkinan seni dapat ditampilkan di jalanan. Seniman jalanan menghadapi tantangan seni terbesar."

Inspirasi itu dari hati,

Bersihkan hati agar lahir inspirasi yang indah . . .

Gunz_Oi

Kamis, 27 Agustus 2009

TANGISAN BILAL BIN RABAH -Radhiallaahu ‘Anhu, MUAZIN RASULULLAH -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam

Jika nama Abu Bakar disebut, Al-Faruq Umar bin al-Khaththab -Radhiallaahu ‘Anhu berkata, “Abu Bakar adalah tuan kami, dan dia membebaskan tuan kami.” Yakni Bilal. Orang yang disebut Umar sebagai “tuan kami” adalah benar-benar orang yang mulia dan mempunyai kedudukan yang agung.

Ia adalah mu’adzin Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam. Ia adalah hamba yang disiksa oleh tuannya dengan batu yang telah dipanaskan un-tuk memurtadkannya dari agamanya, tapi ia berkata, “Ahad, Ahad (Allah Yang Esa).”

Ia hidup sebagai hamba sahaya, hari-harinya berlalu tanpa beda dan buruk. Ia tidak punya hak pada hari ini, dan tidak punya harapan pada esok hari. Seringkali ia mendengar tuan-nya, Umayyah, berbicara bersama kawan-kawannya pada suatu waktu dan para anggota kabilah di waktu lain tentang Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam, dengan pembicaraan yang meluapkan amarah dan ke-dengkian yang sangat.

Pada suatu hari Bilal bin Rabah mengetahui cahaya Allah, lalu ia pergi menemui Rasulullah a dan mengikrarkan keisla-mannya. Setelah itu ia menghadapi berbagai macam penyiksaan, tapi ia tetap tegar bagai gunung. Ia diletakkan dalam keadaan telanjang di atas bara api. Mereka membawanya keluar pada siang hari ke padang pasir, dan mencampakkannya di atas pasir-pasir yang panas dalam keadaan tak berbaju. Kemudian mereka membawa batu yang telah dipanaskan yang diangkut dari tem-patnya oleh sejumlah orang dan meletakkannya di atas tubuh dan dadanya. Siksa demi siksa berulang-ulang setiap hari, tapi ia tetap tegar. Hati sebagian penyiksanya menjadi lunak seraya berkata, “Sebutlah Lata dan Uzza dengan baik.” Mereka me-nyuruhnya supaya memohon kepadanya tapi Bilal menolak untuk mengucapkannya, dan sebagai gantinya ia mengucapkan senandung abadinya, “Ahad, Ahad“.

Abu Bakar ash-Shiddiq -Radhiallaahu ‘Anhu datang pada saat mereka menyiksanya, dan meneriaki mereka dengan ucapan, “Apakah kalian membunuh seseorang karena berucap, ‘Rabbku adalah Allah?’.” Abu Bakar meminta kepada mereka untuk menjualnya kepadanya. Umayyah memang berkeinginan untuk menjualnya. Akhirnya Abu Bakar rhu membelinya dengan harga yang berlipat ganda dari Umayyah. Setelah itu dia membebaskannya, dan Bilal mulai menjalani kehidupannya di tengah-tengah orang-orang mer-deka… para sahabat yang taat lagi berbakti. Ketika Abu Bakar memegang tangan Bilal untuk membawanya, maka Umayyah berkata kepadanya, “Ambillah! Demi Lata dan Uzza, seandainya kamu menolak kecuali membelinya dengan satu uqiyah, niscaya aku menjualnya kepadamu dengan harga itu.” Abu Bakar rhu menjawab, “Demi Allah, seandainya kamu menolak kecuali seharga seratus uqiyah, niscaya aku membayarnya.”

Setelah Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam hijrah ke Madinah, Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam me-nyariatkan adzan untuk shalat, dan pilihan jatuh pada Bilal sebagai mu’adzin pertama untuk shalat. Ini pilihan Rasulullah saw. Bilal pun melantunkan suaranya yang menyejukkan dan menggembirakan, yang memenuhi hati dengan iman, dan pendengaran dengan keindahan. Ia menyeru, “Allahu Akbar, Allahu Akbar” dan seterusnya. Ketika datang perang Badar, dan Allah menyampaikan urusannya, Umayyah keluar untuk berperang… Dan ia jatuh tersungkur dalam keadaan mati di tangan Bilal -Radhiallaahu ‘Anhu.

Pemimpin kekafiran mati tertusuk oleh pedang-pedang Islam sebagai balasan buat Bilal yang berteriak setelah terbunuh-nya, “Ahad, Ahad.” Hari-hari berlalu, Makkah ditaklukkan, dan Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam masuk Makkah dengan ditemani Bilal. Kebenaran telah datang, dan kebatilan telah sirna. Bilal mengikuti semua peperangan bersama Rasul -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam dan mengumandangkan adzan untuk shalat. Ia terus menjaga syiar agama yang agung ini. Sampai-sampai Rasul -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam menyifatinya sebagai “seorang pria ahli surga”. Dan Rasul -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam berpulang ke haribaan Allah dalam keadaan ridha lagi diridhai. Sepeninggal beliau, sahabatnya dan khalifahnya, Abu Bakar ash-Shiddiq -Radhiallaahu ‘Anhu bangkit memimpin urusan kaum muslimin. Bilal pergi menemui ash-Shiddiq seraya berkata kepadanya, “Wahai Khalifah Rasulullah, aku mendengar Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda,


‘Amalan mukmin yang paling utama ialah berjihad di jalan Allah’.”*

Abu Bakar bertanya kepadanya, “Apakah yang engkau kehendaki, wahai Bilal?” Ia menjawab, “Aku ingin murabathah (siap siaga berperang) di jalan Allah hingga aku mati.” Abu Bakar bertanya, “Lantas siapa yang mengumandangkan adzan untuk kami?!”

Bilal berkata, sementara kedua matanya mengalirkan air mata, “Sesungguhnya aku tidak mengumandangkan adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah -Shallallaahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam .” Abu Bakar berkata, “Tetaplah mengumandangkan adzan untuk kami, wahai Bilal.” Bilal berkata, “Jika engkau memerdekakan aku agar aku menjadi milikmu, lakukan apa yang engkau suka. Jika engkau memerdekakan aku karena Allah, biarkanlah aku berikut pembebasan yang kau berikan kepadaku.” Abu Bakar berkata, “Aku memerdekakanmu karena Allah, ya Bilal.”

Bilal kemudian melakukan perjalanan ke Syam yang di sana ia terus menjadi mujahid dan selalu siap sedia untuk berjihad. Konon, ia berkali-kali datang ke Madinah dari waktu ke waktu … tapi ia tidak mampu mengumandangkan adzan. Hal itu karena setiap kali hendak mengucapkan, “Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah” (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah), kenangan-kenangan masa lalu menahan dirinya, lalu suaranya tersembunyi di kerongkongannya, dan sebagai gantinya air matanyalah yang meneriakkan kata-kata itu.**

Akhir adzan yang dikumandangkannya ialah pada saat Khalifah al-Faruq Umar bin al-Khaththab -Radhiallaahu ‘Anhu mengunjungi Syam. Kaum muslimin meminta Khalifah membawa Bilal agar mengumandangkan adzan untuk shalat mereka. Amirul Mu’minin memanggil Bilal, sementara waktu shalat telah tiba. Umar berharap kepadanya agar mengumandangkan adzan untuk shalat. Bilal pun naik dan mengumandangkan adzan… maka menangislah para sahabat yang pernah bersama Rasulullah saw ketika Bilal mengumandangkan adzan untuk beliau. Mereka menangis seakan-akan mereka tidak pernah menangis sebelumnya, selamanya.

Bilal meninggal di Syam dalam keadaan bersiap siaga di jalan Allah, sebagaimana yang dikehendakinya. Semoga Allah meridhainya dan menjadikannya ridha kepadaNya.

Aktivis KAMMI Asal Pangkep Meninggal di Perbatasan Papua Nugini

Makassar, Tribun - Ketua Komisariat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Manokwari, Papua, M Rijal, meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas, kemarin. Aktivis KAMMI asal Segeri, Pangkep, Sulsel, ini meninggal dunia setelah motor yang ia tumpangi bertabrakan dengan sebuah mobil di perbatasan Papua Nugini dengan Indonesia.

Jenazah Rijal tiba di Bandara Hasanuddin, Rabu (4/2) siang, dan langsung dibawa ke kampung halamannya untuk dimakamkan.
Mantan pengurus KAMMI Sulsel yang juga caleg DPRD Pangkep dari PKS, Albahri, mengatakan, korban meninggal setelah motor yang tumpanginya menabrak mobil yang terparkir. Saat itu, Rijal bersama aktivis KAMMI Papua, Heri, melakukan perjalanan ke perbatasan Indonesia-Papua, sekadar refreshing usai menghadiri Musda KAMMI Papua.
Albahri ikut menjemput jenazah Rijal di bandara dan mengantarnya ke Pangkep.
"Pas di tikungan beliau tidak melihat mobil berhenti di depannya. Beliau juga ditabrak mobil pengankut barang," jelas pengurus KAMMI Papua, M Idam, per telepon. Heri dilaporkan mengalami luka berat dan dirawat di rumah sakit setempat.
Rijal lahir di Tanjonge, Segeri. "Keluarga besar KAMMI Sulsel menyampaikan dukacita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya ke rahmatullah saudara kami, M Rijal. Semoga tercatat sebagai saksi perjuangan di berada dalam rahmat Allah SWT," ujar Ketua KAMMI Sulsel,Rusdi Layong.(bie)

Tips Ta’aruf Online yang Sehat

Tentu kita ingat banget dengan lagu Saykoji yang menyentil kebiasaan gaya hidup kita yang akrab dengan dunia online. Dari bangun tidur sampe tidur lagi, yang namanya online itu adalah wajib hukumnya. Halah, udah kayak solat lima waktu aja.

Nah, kebanyakan muda-mudi sekarang juga memanfaatkan dunia maya tidak sekedar untuk mencari informasi, main game online atau narsis-narsisan di friendster atau facebook tapi juga dijadikan ajang mencari kekasih idaman, ada pula yang berpacaran secara online, karena hal ini lebih dianggap menjaga diri perbuatan-perbuatan yang mendekati zina. Apakah kamu termasuk orang yang sedang mengalami hal ini?

Jika kamu salah satunya, tidak ada salahnya berpacaran secara online asalkan tetap sehat. Karena yang namanya dunia maya, semuanya serba abu-abu, tidak ada yang bisa menjamin bahwa orang yang kamu kenal di dunia maya sesholeh seperti yang kamu bayangkan. Jangan-jangan pacar dunia maya kamu adalah seorang penjahat bertopeng dewa, alias baik-baik pada awalnya dan malah ngancurin kamu pada akhirnya.

Nah, berikut ada tips bagi kamu yang sedang mencari kekasih di dunia maya, tapi tips ini juga masih berguna kok bagi kamu yang sedang menjalani pacaran online yang sehat:

1. Perhatikan profilnya. Perhatikan benar-benar profilnya yang ada di email atau situs pertemanan yang digunakan. Pastikan bahwa apa yang ia tulis di profil tersebut benar atau jangan-jangan cuma bohongan. Jika profilnya palsu dan berbeda dengan keterangan yang ia berikan kepadamu, maka kamu sudah bisa menilai kejujurannya sejak awal.

2. Jangan pernah memberikan alamat. Baik itu alamat rumah atau alamat dimana kamu bekerja. Ketika kamu online, misalnya chatting dengan si “calon”, jangan pernah memberikan alamat lengkap kepadanya, jangan pula meletakkan alamat lengkapmu di situs jejaring sosial seperti friendster atau facebook. Pikirkan matang-matang sebelum kamu mencantumkan alamat kamu di situs tersebut. bagaimana jika ada orang lain yang berniat jahat terhadapmu, tentu ia akan mudah menemukanmu. Ginger Ema pengarang buku Fearless Dating After Divorce berkata “tak peduli berapa kali kamu ngobrol dengannya baik di telepon, lewat email dan seringnya kamu melihat profilnya namun ia tetaplah orang asing yang tidak harus tahu dimana kamu tinggal.”

3. Hindari tempat sepi. Jika kamu ingin bertemu dengan pacar online kamu, hindari tempat yang tidak kamu kenal, usahakan untuk ketemuan di tempat umum dan terjangkau dengan pos keamanan (polisi) atau carilah tempat yang kamu anggap benar-benar aman berada di tempat tersebut.

4. Ajak teman atau saudara. Jika seorang kenalan ingin menemuimu, ajaklah saudara atau kerabat dekat untuk menemuinya, katakan padanya bahwa kamu bersama teman atau kakak kamu. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tindakan buruk yang bisa saja dilakukan kenalan baru kamu. kenalan yang baik tentu tidak akan menolak keputusan tersebut.

5. Bawalah kendaraan sendiri. Jika tidak ada seorangpun yang dapat menemanimu, maka bawalah kendaraan pribadi sebagai teman, bawalah sepeda jika kamu anak yang sederhana atau mobil jika kamu anak tajir. Hal ini adalah cara halus untuk menolak ajakan dia bila dia menawarkan tumpangan kepadamu. Katakan juga tujuan kamu membawa kendaraan karena kamu juga punya janji dengan teman kamu di tempat lain. Tentunya kamu juga harus mengadakan kontak sebelumnya dengan temanmu, sehingga kamu bisa sedikit bersandiwara jika kamu sudah tidak merasa nyaman lagi ngobrol dengannya dan kamu pun bisa pergi kapanpun, lalu pulang ke rumah dengan aman.

6. Rahasiakan identitas kamu sesungguhnya. Ini bukan mengajari untuk jadi pembohong, melainkan agar identitas kamu tidak mudah didapatkan oleh orang yang baru mengenalmu. Membuat email dengan username yang memuat potongan namamu, tidak menuliskan terlalu detail data pribadimu di profil adalah bagian dari merahasiakan identitas. Hal ini juga untuk memancing pertanyaan dari dirinya, namun tidak pula kamu harus menerangkan sedetail-detailnya dirimu pada saat ia bertanya.

7. Memblock nomor telepon. Belajarlah untuk memblok nomor telepon atau handphone kamu ketika dihubungi kenalan yang tidak kamu harapkan jika telah terlanjur memberikan nomor kontak kamu padanya. Dengan memblock nomor teleponnya, kamu tidak perlu repot-repot mencari alasan menolak undangannya untuk bertemu dan sebagainya.

8. Jangan membawanya ke rumah. Selain menabrak adat ketimuran, kamu juga telah membuka celah seseorang untuk berbuat buruk terhadap dirimu dan keluargamu. Kamu juga akan sulit menolak kedatangannya karena ia akan mudah datang kapan saja dia mau tanpa confirm terlebih dahulu. Bayangkan saja kalau ia datang dengan bersebo sambil menenteng senjata api atau pedang. Kamu akan terkejut pingsan karena telah memberikan alamat rumah kamu pada perampok atau teroris.

Oleh karena itu, hati-hatilah mencari pasangan baru lewat dunia maya, banyak orang jadi-jadian yang berada didalamnya, fikirkan matang-matang risiko diatas yang bakal mungkin kamu alami sebelum kamu memasuki dunianya. Wallahu a’lam bisshawab.